Suatu hari aku pernah meminta
temanku untuk menjadikan “ular tangga kehidupan” sebagai topik mading sekolah, meskipun
aku tak tau apa yang nantinya akan ku tulis. Karna kalimat itu “ular tangga kehidupan” begitu saja
keluar dari otak ku, dan sangat menarik.
Itu
terjadi tiga tahun yang lalu. Dimana aku masih belum mengerti betul tentang
lika-liku kehidupan, yang aku tahu hanyalah belajar formal, mengerjakan tugas
dan PR, tanpa sedikitpun berniat untuk belajar tentang kehidupan.
Sekarang aku melihat kehidupan tak
jauh berbeda dengan permainan ular tangga. Tak perlu keahlian khusus untuk
memainkannya, hanya perlu perjuangan dan semangat untuk terus mencoba, tak
pernah putus asa meski buntut ular selalu mengantarkan kita kembali pada angka
satu, dan perjalanan akan terasa lebih melelahkan.
Hidup
kita seperti ular tangga. Jika kita mengenai tangga, kehidupan terasa lebih
mudah, menikmati akselerasi kehidupan, karna yang instan sangat mengasyikkan.
Tapi bagaimana jika kita mengenai butut ular ?. Terjatuh, dan kembali lagi ke
angka 1….?.
Dan
dengan sisa-sisa tenaga kita yang sebenarnya sudah habis terkuras, kita harus
tertatih-tatih mengulang lagi dari satu menuju seratus. Meskipun angka-angka
yang kita tempuh tidak mungkin sama seperti sebelumnya. Tapi aku yakin jika kita
tidak sembarangan melempar dadu, ikhlas, dan terus mencoba, kesempatan bahagia
angka 100 pasti menunggu.
Ketika kita memulai untuk membuat
suatu keputusan, di situ kita telah mulai melempar dadu, tanpa tau angka apa
yang akhirnya akan keluar. Kelak, dadu itu yang akan mengantarkan kita pada
angka 100 atau bahkan kembali pada angka 1….! Melempar dadu adalah keputusan
kita, tangan kita dan kita harus melemparnya. Atau kita hanya diam saja tidak
mau melempar dadu ? Karna takut melangkah….?
Karna kita tidak akan pernah tau
angka apa yang akan keluar setelah kita melempar dadu. Kita tidak akan pernah
tau apakah hari ini atau besok lusa, satu minggu, atau bahkan bertahun-tahun
lagi kita akan mencapai angka 100. Kita tidak akan pernah tau, karna di depan
masih ada banyak “ular” dan “tangga”. Dan juga beberapa lemparan dadu yag mau
tidak mau harus kita lakukan.
Teruslah
melangkah, karna angka 100 itu nyata, teruslah mencoba karna angka 100 itu
benar- benar ada. Menunggu di ujung sana.
HILDA
ZAINAL,
00.20
241110
0 comments:
Post a Comment